New York - Amerika Serikat (AS) memperingatkan bahwa rezim Korea Utara (Korut) akan "dihancurkan sepenuhnya" kalau pecah perang.
Namun ajakan AS bagi negara-negara lain untuk memutus hubungan dengan Korut ditolak Rusia, sementara Tiongkok tidak ikut serta dalam perundingan untuk menerapkan embargo minyak.
Washington mendesak dilakukannya aksi keras dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB Rabu (29/11) waktu setempat merespons penembakan rudal balistik antar benua (ICBM) oleh Korut awal pekan ini.
"Diktator Korea Utara kemarin membuat pilihan yang membawa dunia makin dekat kepada perang, bukan menjauhinya," kata Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley kepada Dewan keamanan.
"Jika perang terjadi, jangan salah: rezim Korea Utara akan dihancurkan sepenuhnya."
Dewan Keamanan bertemu atas permintaan AS, Jepang, dan Korea Selatan untuk mempertimbangkan langkah-langkah selanjutnya setelah tiga kali sanksi yang disahkan gagal memaksa Korut berubah pikiran.
Namun seruannya untuk memutus hubungan dengan Korut ditolak Moskwa. Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan negaranya memandang usulan itu "secara negatif".
"Kami telah berulangkali menyatakan bahwa semua sanksi sudah dipakai semua," kata Lavrov kepada reporter di Minsk, Rusia, Kamis (30/11).
Presiden AS Donald Trump menyebut Pemimpin Korut Kim Jong-Un sebagai "anak anjing" yang sakit dan mengancam akan menerapkan sanksi berat setelah Pyongyang melakukan uji coba ketiga ICBM -- yang diklaim mampu menyerang wilayah mana pun di Amerika Serikat.
Dalam dua bulan sebelum ini Korut tidak melakukan uji coba penembakan rudal sehingga menimbulkan harapan dilakukannya pembicaraan diplomatik. Kim mengatakan pengujian sistem senjata Hwasong-15 membantu negaranya meraih status sebagai negara kekuatan nuklir sepenuhnya dan memicu kecaman global.
Haley mengatakan Presiden Trump telah menelepon Presiden Tiongkok Xi Jinping dan mendesak untuk memutus aliran minyak dari Korut, langkah yang bisa melumpuhkan ekonomi Korut.
Namun Kementerian Luar Negeri Tiongkok menolak membahas soal desakan embargo minyak AS. Juru Bicara Kemlu Tiongkok Geng Shuang mengatakan Beijing tetap berpegang pada resolusi PBB dan mendukung kebijakan denuklirisasi di Semenanjung Korea.
Beijing mendukung sejumlah sanksi termasuk larangan impor batubara, biji besi, dan makanan laut dari Korut. Namun Tiongkok menolak menutup pipa minyak mentahnya dari Korut.
Dikhawatirkan jika Korut runtuh akan memicu banjir pengungsi ke perbatasan Tiongkok. Tiongkok mengusulkan Korut menghentikan uji coba rudal dan sebagai gantinya AS tidak melakukan latihan militer di kawasan itu. Usulan ini berulangkali ditolak oleh AS.
0 Response to "AS: Rezim Korut Bakal Dihancurkan Kalau Pecah Perang"
Post a Comment